DASAR DASAR ILMU TANAH (DDIT)
PROSES PEMBENTUKAN TANAH PADA HUTAN
TROPIS
DI INDONESIA
Oleh:
T A R W I N
D1 B5 12 001
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSTIAS HALU OLEO
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena
hanya dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga susunan Piper tentang Proses
Pembentukan Tanah Pada Hutan Tropis ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai
dengan harapan.
Penulis mengharapkan agar dengan adanya piper ini para
pembaca dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan baru yang dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang turut membantu dalam penyusunan Piper ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Piper ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran dari
para pembaca yang sifanya membangun demi penyempurnaan Piper tersebut.
Kendari, Sptember 2012
Penulis
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah adalah
lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran penopang tegak, tempat tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl). Dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat – zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah yang ada di bumi ini, tidak langsung terjadi secara tiba – tiba. Akan tetapi, melalui beberapa proses hingga menjadi tanah yang seperti sekarang. Mulai dari berbentuk batuan hingga mengalami pelapukan dan berubah menjadi tanah.
Proses pembentukan tanah dan faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukannya akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.
Tanah yang ada di bumi ini, tidak langsung terjadi secara tiba – tiba. Akan tetapi, melalui beberapa proses hingga menjadi tanah yang seperti sekarang. Mulai dari berbentuk batuan hingga mengalami pelapukan dan berubah menjadi tanah.
Proses pembentukan tanah dan faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukannya akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.
B.
Tujuan
Tujuan di buatnya
piper ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
pengertian tanah
2.
Mengetahui
proses pembentukan tanah serta horizon-horizon tanah pada hutan tropis
3.
Menetahui
komponen-komponen pembentukan tanah
4. Mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan tanah
C.
Manfaat
faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan tanah Manfaat dari di butnya piper ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian
tanah
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses
pembentukan tanah serta horizon-horizon tanah pada hutan tropis
3. Mahasiswa dapat menetahui
komponen-komponen pembentukan tanah
4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor
pembentukan tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tanah
Tanah merupakan
lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan
tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertahan hidup tanpa ada
lapisan tanah. Sebenarnya, tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami
pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan
butiran-butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah
tanah. Batuan banyak sekali jenisnya. Setiap jenis batuan mempunyai
tingkat pelapukan yang berbeda-beda. Secara kimiawi berfungsi sebagai
gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana
dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl).
Dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat – zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik
tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan.
Tanah yang ada
di bumi ini, tidak langsung terjadi secara tiba – tiba. Akan tetapi, melalui
beberapa proses hingga menjadi tanah yang seperti sekarang. Mulai dari
berbentuk batuan hingga mengalami pelapukan dan berubah menjadi tanah.
v
Pengertian
Tanah Menurut beberapa Ahli
- J.J.
Berzelius (swedia, 1803), tanah adalah sebagai laboratorium kimia tempat
proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
- Justus Von
Liebig (jerman 1840), mengajuka teori keseimbangan hara tanaman (theory
balanchesheet of plan naturation), yang menganggap tanah sebagai
tabung reaksi dimana dapat di ketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
- Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah
adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-batuan yang
telah lapuk.
- Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah
bahan-bahan yang remah dan lepas-lepas yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri
atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
- Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi tanah
sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar
dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik,
kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam
dan bekerja selama periode tertentu.
- Dokuchaiev (Rusia 1855) tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan bumi,
yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan
kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang
mati, bahan induk dan relief.
- C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai
lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated),
gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya
dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses
kimia, sifat biologi dan morfologinya.
- Schroeder (1984) tanah adalah hasil
pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan organik yang
berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-faktor
lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai
suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable).
- SSM-USDA (1989) tanah diartikan sebagai
kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah
atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung
mahkluk hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara
alami.
- Humphry Davy (Inggris
1913), tanah adalah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara
bagi tanaman.
- Romman (Jerman
!917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di rombak menjadi
partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama
dengan sia-sia tumbuhan hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
- Wenner (1918), tanah
adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas
partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah
adalah medium bagi tanaman.
- Alfred
Mistscherlich (1920), tanah adalah campuran bahan padat berupa
partikel-partikel kecil air dan udara yang mengandung hara dan dapat
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
- Jacob S.
Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh horison-horison
yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik,
biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat di bedakan dalam hal
morfologi fisik,kimia dan biologinya.
- E. Saifudin
Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang
tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan
organik (pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium
pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat
gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pembentukkan.
- M. Isa
Darmawijaya, tanah merupakan akumulasi alam bebas yang
menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan
memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama
jangka waktu tertentu.
- James (1995),
tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi
lainya, yaitu cair alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan
kemantapan ekosistem.
B.
Proses pembentukan tanah pada hutan
tropis.
Pembentukan
tanah di bagi menjadi empat tahap:
- Batuan yang
tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan
atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh
terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan
hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
- Setelah
mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air
masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada
tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
- Pada tahap ke
tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut
membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah
pelapukan biologis.
- Di tahap yang
terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar
Tanah di hutan hujan tropis adalah
tanah yang berumur sangat tua, kecuali tanah vulkanik. Periode Pleistocene
tidak berpengaruh sama sekali pada tanah disini, dan kemungkinan besar tanah
disini berasal dari periode Tertiary.
Periode Tertiary merupakan
periode dimana pembentukan batubara.
Di
Indonesia periode Tertiary terjadi dalam kurun waktu 2 juta sampai 65 juta
tahun yang lalu.
v
Pembentukan Horizon – Horizon Utama Tanah
Tanah terdiri dari berbagai lapisan, lapisan
yang terbentuk secara horizontal ini di sebut dengan Horizon. Dan lapisan –
lapisan horizon ini terbentuk melalui beberapa tahapan, yaitu :
Tahap Pembentukan Horizon C
Tahap
pembentukan Horizon C yaitu tahap pelapukan batuan menjadi tanah mineral,
sebagai akibat dari efek komponen iklim terhadap batuan. Efek iklim ini
mempengaruhi sifat fisik dan kimia batuan sehingga sifat dan atau kimia batuan
berubah menjadi tanah mineral dengan indikator berbentuk Horizon C sebagai satu
– satunya horizon. Horozon C dapat juga berasal dari translokasi dan deposisi
bahan atau lapisan (horizon) tanah yang tererosi dari tempat lain yang disebut
dengan bahan coluvium dan aluvium laut dan sungai.
Tahap pembentukan Horizon O atau
Pertumbuhan Vegetasi
Pada
tahap ini terjadi pertumbuhan vegetasi di atas horozon C, kemudian mati atau
melepas sisa – sisa bagian tanaman yang mati, tertimbun di permukaan atau
kemudian terdekomposisi menjadi humus atau tetap berupa seresah. Timbunan ini
membentuk horizon O (organik) atau H (histik). Bahan organik dapat berasal dari
sisa atau vegetasi yang tumbuh di atas horizon C tersebut atau berasal dari
tempat lain.
Dengan
demikian Horizon O ialah horizon timbunan bahan organik, berwarna gelap bila
sudah terdekomposisi, terdapat dan terlihat adanya jaringan tumbuhan dan
umumnya terletak di permukaan tanah, berstruktur lepas atau gembur (remah).
Tahap Pembentukan Horizon A
Horozon
A terbentuk dari hasil percampuran antara tanah mineral dengan bahan organik
yang dapat dilakukan oleh:
– Organisme tanah (dekomposisi dan mineralisasi serta metabolisme)
– Manusia (pengolahan tanah dan pemupukan)
– Proses alam lainya.
– Organisme tanah (dekomposisi dan mineralisasi serta metabolisme)
– Manusia (pengolahan tanah dan pemupukan)
– Proses alam lainya.
Ada
korelasi positif antara tebalnya horizon O dan A, dengan banyaknya organisme
tanah. Semakin mudah bahan organik tersebut dikomposisi dan dimineralisasi dan
semakin banyak organisme tanah maka semakin tebal horizon A. Dengan demikian
Horizon A ialah horizon permukaan tanah mineral yang berwarna gelap atau
kehitaman, berstruktur gembur (crumb), bertekstur sedang hingga kasar, berpori
makro lebih banyak daripada pori mikro (poros), konsistensinya lepas-lepas
hingga agak teguh, mempunyai batas horizon cukup jelas dengan horizon yang ada
di atas atau dibawahnya, terdapat banyak perakaran dan krotovinasi (lubang
cacing atau bekas akar yang mati, yang telah terisi oleh bahan lain selain
matrik tanah itu sendiri).
Tahap Pembentukan Horizon B
Horizon
B adalah sub horizon tanah yang terbentuk dari adanya pencucian (elluviasi)
koloid liat dan atau koloid organik pada horizon A hingga terbentuk horizon
Albik (E) kemudian ditimbun pada horizon yang ada dibawahnya (illuviasi).
Dengan
demikian Horizon B ialah horizon tanah dibawah permukaan (sub horizon)
bertekstur gumpal atau prismatik atau tiang (kolumnar) berwarna lebih merah
dari horizon lainnya. Berkonsistensi teguh hingga sangat teguh, dan berwarna
lebih merah.
Berikut ini bagian – bagain lapisan tanah menutrut gambar 2 :
Horizon O, Bagian teratas yang kaya bahan – bahan organik berbentuk humus disebut bagian serasah.
Horizon A Lapisan tanah atas (top soil)
Horizon E (Eluviation layer), lapisan ini terbuat dari pasir dan lapisan lumpur
Horizon B (Sub Soil) yang terdiri dari lempung dan kandungan mineral seperti besi, alumunium, dll.
Horizon C (Regolith) merupakan lapisan bebatuan kecil yang terletak antara subsoil dengan bedrock.
Horizon R (Bed rock) merupkan bebatuan kasar yang merupkan bagian terbawah dari struktur tanah.
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan tanah.
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses
pembentukan tanah terutama unsur suhu dan curah hujan.
v Suhu/temperature
Suhu akan berpengaruh terhadap proses
pelapukan bahan induk. Apabila fluktuasi suhu tinggi, maka proses pelapukan
akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah juga cepat.
v Curah hujan
Curah
hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan
pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi
rendah).
2.
Organisme (Vegetasi, Jasad
Renik/Mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh
terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1)
Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan
yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan
kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
2) Membantu proses pembentukan
humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan
ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan
membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3) Pengaruh jenis vegetasi
terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang
seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan
warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena
banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput
4) Kandungan unsur-unsur kimia
yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh,
jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang
relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya
lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
3.
Bahan
induk
Bahan
induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian
akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah
yang terdapat di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat
kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk terkadang masih terlihat
pada tanah baru, misalnya tanah bertekstur pasir berasal dari bahan induk yang
kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan
memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk
yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang
banyak pula, akibatnya pencucian asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi
dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang
kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
4.
Topografi/relief
v Tebal dan tipisnya permukaan tanah
Gambar
6.79 Tanah di pegunungan vulkan.
Sumber: www.geocities.ip
Gambar 6.80 Tanah di daerah pantai
Sumber:
Pengenalan Bentang Alam, halaman 130
Gambar 6.81 Tanah pada pegunungan kapur.
Daerah yang memiliki topografi
miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan
daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
v Sistem drainase/pengaliran
Daerah
yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi
asam.
5.
Waktu
Tanah
merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral
yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga
tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan
tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi
tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah
muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan organik dan bahan
mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah
tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang
lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu
dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol,
latosol, dan grumusol. Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih
lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada perlapisan
tanah. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol
tua (laterit).
Lamanya
waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk
vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk
membentuk tanah muda dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
Dengan melihat perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada
suatu tempat tentunya akan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-beda
pula. Sifat dan jenis tanah sangat tergantung pada sifat-sifat faktor
pembentukan tanah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Tanah merupakan lapisan terluar permukaan bumi
dimana disana terjadi kehidupan dan tempat berkembangnya makhluk hidup.
2.
Tanah yang terdapat pada hutan tropis Indonesia
berasal dari pelapukan batubara sejak periode Tertiary.
3.
Komponen komponen penyusun tanah terdiri dari
mineral mineral dari pelapukan batuan dan pelapukan makhlukhidup lainnya.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
tanah yaitu iklim, vegetasi,bahan
induk,topografi/relief serta waktu.
B.
Saran
Saran yang bisa saya ajukan
adalah sebaiknya penelitian tentang tanah yang ada di Indonesia dilakukan bukan
hnya pada hutan atau daerah tertentu tapi harus secara keseluruhan.